HarianNTB.com – Teknologi informasi serta komunikasi memberikan sebagian kemudahan dalam dunia pekerjaan, menyelesaikan tugas sekolah, untuk jual-beli serta lain sebagainya sehingga menuntut manusia buat memakainya. Pada saat seperti sekarang ini nyaris tiap orang mulai dari kanak-kanak sampai orang tua mempunyai Handphone atau Gadget. Tentu ini terjadi bukan tanpa alasan, sebab daya tarik serta kebutuhan warga masyarakat dikala ini telah sangat jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Handphone atau Gadget merupakan suatu alat komunikasi yang sangat wajib digunakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi baik bisnis atau pengerjaan tugas kuliah maupun kantor. Tetapi pada kenyataannya saat ini Gadget tidak hanya digunakan di kalangan umur remaja saja (12-25 tahun) dan dewasa (26-45 tahun) atau lanjut usia yang berumur 45 tahun-ke atas, akan tetapi dipakai juga dikalangan usia masih anak-anak (5-11 tahun). Bahkan lagi Gadget bukan barang asing untuk anak usia dini atau balita (usia dibawah 5 tahun) yang belum layak untuk menggunakan Handphone atau Gadget.
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei selama 3 tahun bahwa anak anak di Indonesia hanya 17,66% yang menyukai membaca maupun belajar, sisanya lebih menyukai menonton televisi atau memainkan gadget yang bersifat hiburan, seperti film kartun, sinetron atau video di Youtube yang di katakan oleh Mobarok (2017).
Sering kali kita temui orang tua yang membelikan Handphone atau Gadget canggih dengan model sesuai dengan yang diinginkan oleh anak. Untuk orang tua yang berkarir atau yang bekerja diluar rumah, Gadget tersebut mereka gunakan untuk berkomunikasi atau sekedar memantau akatifitas anak yang ada dirumah. Sedangkan beberapa ibu yang diam dirumah/stanby dirumah membelikan handphoneuntuk anaknya ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian sang anak supaya tidak menganggu aktifitas ibu dalam mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Awalnya tujuan mereka itu berhasil, seperti untuk berkomunikasi sertauntuk pengalih perhatian. Tetapi lama-kelamaan anak juga akan bosan dan lebih aktif lagi untuk mencoba fitur dan aplikasi lain yang lebih menarik menurut mereka. Mulai dari sinilah, anak bisa lebih terfokus pada Handphonenya dan mulai meninggalakan dunia bermain dengan teman-teman mereka. Anak akan lebih menyendiri atau individual dan tidak peka terhadap lingkungan disekitarnya.
Ada beberapa dampak buruk atau dampak negatif yang bisa ditimbulkan karena terlalu berlebihan dalam penggunaan gadget atau handphone pada perkembangan seorang anak sehingga membuat sang anak menjadi kecanduan atau ketagihan, antara lain:
1. Pengembangan Otak
Terlalu lama dalam penggunaan gadget dalam seluruh aktifitas sehari-hari akan menganggu perkembangan otak anak. Sehingga menyebabkan hambatan dalam kemampuan baik itu berbicara (tidak lancar dalam komunikasi), serta bisa menghambat kemampuan dalam mengeskpresikan pikirannya.
2. Menganggu kesehatan anak
Semakin sering anak menggunakan gadget atau handphone bisa menyebabkan gangguanpada kesehatan terutama pada mata. Selain itu juga akan mengurangi minat membaca karena sudah terbiasa pada objek bergambar dan bergerak.
3. Menghilangkan ketertarikan pada kegiatan atau aktifitas bermain
Hal inilah yang akan membuat mereka lebih bersifat individualis atau menyendiri. Banyak sekali dari anak-anak,akhir pekan mereka gunakan untuk bermain handphone atau gadget daripada bermain dengan teman sebaya. Terkadang ada juga yang berkumpul dengan teman tetapi membawa handphone masing-masing dan sibuk dengan Handphone masing-masing.
4. Waktu terbuang sia-sia
Anak-anak biasanya akan lupa waktu saat sedang asyik bermain handphone atau gadget sampai lupa waktupadahal waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas yang mendukung kematangan berbagai jenis aspek perkembangan yang ada pada dirinya.
5. Terlalu banyak aplikasi atau fitur yang sangat tidak sesuai dengan umur anak, serta miskin akan edukasi, nilai norma dan agama.
Dalam mengatasi ketergantungan Gadget pada anak, ada beberapa tips yang bisa orangtua lakukan diantaranya membatasi waktu dalam penggunaan Gadget atau dengan memberikan jadwal kapan anak bisa menggunakan Gadget tersebut serta memberikan kesibukan maupun kegiatan lain kepada anaknya supaya tidak bosan dan mencari Gadget lagi, selalu dampingi anak saat bermain Gadget atau tidak memberikan hak akses penuh dalam penggunaan Gadget, memberikan pengertian tentang dampak positif dan negatif tekhnologi sehingga anak tahu mana yang baik dan yang buruk. The American Academy of Pediatrics pernah menerbitkan pedoman untuk waktu layar bagi anak dimana usia dibawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan bermain Gadget sama sekali, anak usia 2-4 tahun hanya boleh melihat Gadget kurang dari 1 jam sehari, dan anak usia 5 tahun ke atas sebaiknya menggunakan Gadget tidak lebih dari 2 jam sehari (diluar kebutuhan untuk belajar).Â
Orangtua adalah faktor utama yang menjadi penentu akhlak dan moral anak di masa depan serta kepribadian anak adalah cerminan bagaimana orang tua mengajari dan mendidik anaknya. Terlebih lagi kita hidup di zaman yang serba modern sehingga tantangan yang diterima orangtua dalam mendidik anaknya semakin besar, alangkah baiknya jika orangtua meluangkan waktunya di sela-sela aktifitas atau kesibukan dalam bekerja untuk memantau aktifitas anak atau sekedar untuk menemaninya dalam bermain dan berkomunikasi sehingga anak tidak merasa kesepian dan kurang perhatian dari orangtua. Pesatnya perkembangan dari tekhnologi yang mengharuskan setiap para orangtua untuk selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya tentang dampak baik dan buruk dalam penggunaan sarana tekhnologi khususnya Gadget, sehingga anak menjadi mengerti, paham dan bijak dalam menggunakan Gadget atau handphone.
***
*) Penulis: Hindun Milawati – Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
*) Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, bukan tanggung jawab redaksi harianntb.com