Jakarta, HarianNTB.com – Hasil Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terbaik untuk kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19.
Hal tersebut terungkap pada webinar publik CSIS yang bertema “Monitoring penyebaran Covid-19 dan Perkembangan Ekonomi di Masa Transisi” pada Sabtu (4/07/2020). Dalam webinar itu, terungkap bahwa NTB berada di kuadran terbaik untuk kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19
“Alhamdulillah. kita bersyukur, dalam Studi CSIS mengenai kondisi indeks ekonomi dan indeks kesehatan, Provinsi NTB berada di Kuardan I,” Ungkap Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, MM.
Haryo Aswicahyono, peneliti the Department of Economics pada Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyampaikan paparan bertajuk “Evaluasi Kegiatan Ekonomi Dan Intensitas Penyebaran Covid-19 di Masa New Normal: Tinjauan atas Beberapa Indikator Cepat”.
Hasil kajiannya, Haryo memetakan perkembangan ekonomi dan penyebaran Covid-19 pada provinsi-provinsi di Indonesia. Pemetaan dilakukan dengan membagi daerah-daerah tersebut dalam empat kuadran, berdasarkan dua variabel utama, yaitu kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19.
Kuadran I yang merupakan kuadran terbaik adalah provinsi dengan ekonomi membaik dan kesehatan membaik. Kuadran II, provinsi dengan ekonomi membaik kesehatan memburuk. Kuadran III, provinsi dengan ekonomi memburuk kesehatan memburuk. Kuadran IV, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan membaik.
Dalam peta yang ditampilkan Haryo, terlihat bahwa Provinsi NTB berada di Kuadran I bersama dengan 18 provinsi lainnya di Indonesia yang masuk pada kondisi ekonomi membaik dan kesehatan membaik.
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Gubernur NTB melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, MM mengatakan, pencapaian yang diraih Provinsi NTB tersebut harus tetap dipertahankan. Pemberdayaan IKM/UMKM di tengah pandemi Covid-19 harus tetap didorong. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga harus dijalankan di seluruh sektor, terutama sektor pariwisata yang baru-baru ini sudah mulai banyak dibuka.(DMS)